Selasa, 27 September 2011

Tata Surya Kita

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut matahari dan semua obyek yang yang mengelilinginya. Obyek-obyek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet-planet kerdil/katai, 173 satelit-satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Dalam membahas tentang tata surya ini beserta anggota-anggota lainnya yang termasuk dalam sistem tata surya, beberapa teori lahir dari keingintahuan akan suatu kejadian atau keadaan. Tidak mudah untuk mempercayai sebuah teori baru, apalagi jika teori tersebut lahir ditengah kondisi masyarakat yang memiliki kepercayaan yang berbeda. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi oleh para ilmuwan di awal-awal penemuan mereka.
Hal utama yang dihadapi untuk mengerti lebih jauh lagi tentang Tata Surya adalah bagaimana Tata Surya itu terbentuk, bagaimana objek-objek didalamnya bergerak dan berinteraksi satu sama lain serta gaya yang bekerja mengatur semua gerakan tersebut. Jauh sebelum Masehi, berbagai penelitian, pengamatan dan perhitungan telah dilakukan untuk mengetahui semua rahasia dibalik Tata Surya. Penelahaan bagaimana mereka terbentuk membantu memahami sejarah Tata Surya kita dan akan memperlihatkan betapa beragamnya anggota Tata Surya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yanng terluar.
Berdasarkan jaraknya, kedelapan planet itu ialah:
  1. Merkurius (57.900.000 km)
  2. Venus (108.000.000 km)
  3. Bumi (150.000.000 km)
  4. Mars (228.000.000 km)
  5. Jupiter (779.000.000 km)
  6. Saturnus (1.430.000.000 km)
  7. Uranus (2.880.000.000 km)
  8. Neptunus (4.500.000.000 km)
Sejak pertengahan 2008, ada lima obyek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil, yang orbitnya - kecuali Ceres - berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet katai itu adalah:
  1. Ceres (415.000.000 km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima)
  2. Pluto (5.906.000.000 km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan)
  3. Haumea (6.450.000.000 km)
  4. Makemake (6.850.000.000 km)
  5. Eris (10.100.000.000 km
Sebelum bulan Agustus 2006, para astronom masih berpendapat ada sembilan planet dalam tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Secara umum planet-planet bergerak dari barat ke timur, kecuali Venus dan Uranus. Setiap planet mempunyai kala revolusi dan kala rotasi yang berbeda-beda. Planet tidak bisa memancarkan cahaya sendiri tetapi hanya memantulkan cahaya yang diterima dari matahari. Pada tanggal 24 Agustus 2006 Majelis Umum Uni Astronomi Internasional (IAV) di Praha, Ceko, menyatakan bahwa Pluto bukan lagi sebagai planet. Bahkan pada tanggal 7 September 2006 nama Pluto diganti dengan deretan enam angka, yaitu 134340. Dengan demikian, sejak tanggal 24 Agustus 2006 di tata surya terdapat 8 planet. Ukuran antara planet satu dengan yang lain berbeda. Begitu pula jaraknya terhadap matahari. Planet yang terdekat terhadap matahari mempunyai kala revolusi terkecil. Data planet-planet dalam tata surya dapat kamu perhatikan pada Tabel.
MODEL TATA SURYA
   Pengamatan pertama kali dilakukan oleh bangsa China dan Asia Tengah, khususnya dalam pengaruhnya pada navigasi dan pertanian. Dari para pengamat Yunani ditemukan bahwa selain objek-objek yang terlihat tetap di langit, tampak juga objek-objek yang mengembara dan dinamakan planet. Orang-orang Yunani saat itu menyadari bahwa Matahari, Bumi, dan Planet merupakan bagian dari sistem yang berbeda. Awalnya mereka memperkirakan Bumi dan Matahari berbentuk pipih tapi Phytagoras (572-492 BC) menyatakan semua benda langit berbentuk bola (bundar).
Hasil Pengamatan yang dialami oleh Ilmuwan semakin lama semakin berkembang. Hal inilah yang menimbulkan banyaknya teori baru seiring ditemukannya fakta baru mengenai alam semesta.
Berikut contoh-contoh teori yang berkembang seiring dengan perkembangan Ilmu pengetahuan sebelum Newton mengemukakan teorinya yang berkaitan dengan alam semesta.
a.        Hipotesis Kabut atau Teori Kondensasi (Pengentalan)
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh ahli filosofi Jerman, Immanuel Kant pada tahun 1755 dan dikembangkan oleh ahli matematika Prancis, Pierre Laplace pada tahun 1796.
Menurut hipotesis kabut, matahari dan planet-planet berasal dari kabut pijar yang berpilin di dalam jagad raya. Akibat perputaran, sebagian massa kabut terlepas dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama gumpalan kabut tersebut. Gelang itu lambat laun membentuk gumpalan yang kemudian memadat menjadi planet.

b.        Teori Planetisimal
Dikemukakan pada awal abad ke-20, oleh dua orang ilmuwan Amerika, T.C. Chamberlain(1843-1928) dan F.R. Moulton(1872-1952) yang menyatakan bahwa di dalam kabut terdapat material padat yang berhamburan. Benda – benda padat ini kemudian saling menarik dengan gaya tariknya masing-masing dan lambat laun terbentuk gumpalan besar yang disebut planet.


c.         Teori Vorteks dan Protoplanet
Teori ini dikemukakan oleh Karl Von Weiszacker dan Gerard P. Kuiper tahun 1940-an. Menurut Von Weiszacker, nebula terdiri atas vorteks-vorteks(pusaran-pusaran) yang merupakan sifat gerakan gas. Gerakan gas dalam nebula menyebabkan pola sel-sel yang bergolak (turbulen). Pada batas antar sel-sel turbulen, terjadi tumbukan antar partikel yang kemudian membesar dan menjadi planet. Teori ini kemudian disebut teori vorteks.
Kuiper mengemukakan bahwa planet terbentuk melalui turbulensi nebula yang membantu tumbukan planetesimal sehingga planetesimal membesar menjadi protoplanet dan kemudian menjadi planet. Teori ini disebut teori protoplanet.
d.        Ptolemy dan Teori Geosentrik
Ptolemy (c 150AD) menyatakan bahwa semua objek bergerak relatif terhadap bumi. Dan teori ini dipercaya selama hampir 1400 tahun. Tapi teori geosentrik mempunyai kelemahan, yaitu Matahari dan Bulan bergerak dalam jejak lingkaran mengitari Bumi, sementara planet bergerak tidak teratur dalam serangkaian simpul ke arah timur. Untuk mengatasi masalah ini, Ptolemy mengajukan dua komponen gerak. Yang pertama, gerak dalam orbit lingkaran yang seragam dengan periode satu tahun pada titik yang disebut deferent. Gerak yang kedua disebut epycycle, gerak seragam dalam lintasan lingkaran dan berpusat pada deferent.
e.         Teori heliosentrik dan gereja
Nicolaus Copernicus (1473-1543) merupakan orang pertama yang secara terang-terangan menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat sistem Tata Surya, dan Bumi bergerak mengeliinginya dalam orbit lingkaran. Untuk masalah orbit, data yang didapat Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak kosentrik. Teori heliosentrik disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De Revolutionibus Orbium Coelestium kepada Paus Pope III dan diterima oleh gereja. Tapi dikemudian hari setelah kematian Copernicus pandangan gereja berubah ketika pada akhir abad ke-16 filsuf Italy, Giordano Bruno, menyatakan semua bintang mirip dengan Matahari dan masing-masing memiliki sistem planetnya yang dihuni oleh jenis manusia yang berbeda. Pandangan inilah yang menyebabkan ia dibakar dan teori Heliosentrik dianggap berbahaya karena bertentangan dengan pandangan gereja yang menganggap manusialah yang menjadi sentral di alam semesta.
v    Teori Pembentukkan Tata Surya Sesudah Newton
Teori Komet Buffon
Tahun 1745, George comte de Buffon (1701-1788) dari Perancis mempostulatkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda. Kelemahannya Buffon tidak bisa menjelaskan asal komet. Ia hanya mengasumsikan bahwa komet jauh lebih masif dari kenyataannya.
Teori Nebula Laplace
Ada beberapa teori yang menginspirasi terbentuknya teori Laplace, dimulai dari filsuf Perancis, Renè Descartes (1596-1650) yang percaya bahwa angkasa terisi oleh fluida alam semesta dan planet terbentuk dalam pusaran air. Sayangnya teori ini tidak didukung dasar ilmiah.
Seratus tahun kemudian Immanuel Kant (1724-1804) menunjukkan adanya awan gas yang berkontraksi dibawah pengaruh gravitasi sehingga awan tersebut menjadi pipih. Ide ini didasarkan dari teori pusaran Descartes tapi fluidanya berubah menjadi gas. Setelah adanya teleskop, William Herschel (1738-1822) mengamati adanya nebula yang ia asumsikan sebagai kumpulan bintang yang gagal. Tahun 1791, ia melihat bintang tunggal yang dikelilingi halo yang terang. Hal inilah yang memberinya kesimpulan bahwa bintang terbentuk dari nebula dan halo merupakan sisa nebula.
Dari teori-teori ini Pierre Laplace (1749-1827) menyatakan adanya awan gas dan debu yang berputar pelan dan mengalami keruntuhan akibat gravitasi. Pada saat keruntuhan, momentum sudut dipertahankan melalui putaran yang dipercepat sehingga terjadi pemipihan. Selama kontraksi ada materi yang tertinggal kedalam bentuk piringan sementara pusat massa terus berkontraksi. Materi yang terlepas kedalam piringan akan membentuk sejumlah cincin dan materi di dalam cincin akan mengelompok akibat adanya gravitasi. Kondensasi juga terjadi di setiap cincin yang menyebabkan terbentuknya sistem planet. Materi di dalam awan yang runtuh dan memiliki massa dominan akan membentuk matahari.
Namun menurut Clerk Maxwell (1831-1879) letak permasalahan teori ini cincin hanya bisa stabil jika terdiri dari partikel-partikel padat bukannya gas. Menurut Maxwell cincin tidak bisa berkondensasi menjadi planet karena gaya inersianya akan memisahkan bagian dalam dan luar cincin.
Penyempurnaan Teori Laplace
Tahun 1854, Edouard Roche (1820-1883) mengatakan bahwa awan yang diajukan Laplace dalam teorinya bisa memiliki kondensasi pusat yang tinggi sehingga sebagian besar massa berada dekat spin axis dan memiliki kaitan yang kecil dengan momentum angular. Tahun 1873, Roche menyempurnakan teori Laplace dengan analisis Matahari ditambah atmosfer, yang memiliki kondensasi pusat yang tinggi. Model ini berada diluar rentang planet dan mengalami keruntuhan saat mendingin. Dalam model ini atmosfer berkorotasi terhadap matahari. Saat sistem mengalami keruntuhan kecepatan sudut bertambah untuk mempertahankan momentum sudut sementara jarak mengecil. Jika jarak mengecil lebih cepat dari radius efektif atmosfer, maka semua atmosfer diluar jarak akan membentuk cincin.
Keberatan dari James Jeans (1877-1946). Ia menunjukkan dengan distribusi nebula yang diberikan oleh Roche, materi luar akan menjadi renggang sehingga tidak dapat melawan gaya pasang surut terhadap pusat massanya dan kondensasi tidak akan terjadi. Jeans juga mennunjukkan bahwa untuk materi di dalam cincin yang mengalir dari nebula yang runtuh menuju kondensasi membutuhkan kerapatan yang lebih besar dari kerapatan sistem. Hal ini akan menghasilkan massa atmosfer dengan magnitudo mendekati magnitudo di pusat massa, sehingga bisa menyelesaikan permasalahan momentum sudut.
ORBIT-ORBIT PLANET
   Menurut Kepler (1609), planet beredar mengelilingi matahari dengan orbit berbentuk elip dan matahari terletak pada salah satu titik fokusnya. Tetapi bentuk elipnya mendekati lingkaran karena eksentrisitas orbit planet sangat kecil.

1.      Merkurius
Merkurius adalah planet terkecil dalam tata surya dan terdekat dengan matahari. Jaraknya dari matahari adalah sekitar 57 juta kilometer. Karena dekatnya dengan matahari, maka suhu di sana sangat panas pada siang hari yakni sekitar 427°C. Tetapi pada malam hari suhunya menjadi sangat dingin bisa mencapai -178°C. Sedangkan jaraknya dengan bumi 92 juta kilometer. Merkurius berputar lambat, satu putaran membutuhkan 58,6 hari. Masa orbital Merkurius tergolong cepat yakni hanya membutuhkan 88 hari. Bandingkan dengan bumi yang membutuhkan waktu satu tahun (365,25 hari). Ukuran merkurius hanya 27% dari ukuran bumi. Permukaan Merkurius benjol-benjol mirip dengan permukaan bulan. Benjolan-benjolan itu muncul sebagai akibat benturan dengan meteor. Merkurius mempunyai inti besi yang menciptakan sebuah medan magnet dengan kekuatan 0.1% dari kekuatan medan magnet bumi.

2.      Venus
Planet kedua adalah Venus. Planet ini memancarkan sinar paling terang oleh karena itu sering disebut Bintang Fajar atau Binjang Senja. Jika langit sedang cerah pada pagi atau senja, lihatlah ke arah matahari terbit (pada pagi hari) atau tenggelam (pada sore hari), kamu akan melihat sebuah benda langit seperti bintang yang bercahaya cukup terang. Itulah planet Venus, bukan bintang. Planet ini, seperti juga bulan tidak menghasilkan cahaya sendiri. Cahaya planet berasal dari cahaya matahari yang dipantulkannya. Mengapa Venus dapat terlihat lebih terang dibanding planet lainnya ? Penyebabnya adalah karena Venus memiliki atmosfir berupa awan tebal berwarna putih. Atmosfir inilah yang memantulkan cahaya matahari sehingga terlihat berkilau oleh kita di bumi.
Venus adalah planet yang paling dekat dengan bumi. Ukurannya pun hampir sama dengan bumi hanya lebih kecil sedikit. Diameternya kira-kira 12100 kilometer (bumi memiliki diameter 12755 kilometer). Venus berotasi sangat lambat. Satu putaran rotasi membutuhkan waktu 243 hari. Sebaliknya venus masa orbital cukup cepat yakni 225 hari. Jadi di venus 1 tahun venus lebih cepat daripada 1 hari Venus.
3.      Bumi
Jarak rata-rata Bumi-Matahari 1 SA. Bumi adalah planet ketiga. Di sinilah kita manusia hidup. Sampai sekarang kita masih bertanya-tanya apakah kehidupan seperti yang ada di bumi hanya ada di bumi. Jika kita menyadari bahwa jagat raya ini amat luas dan bumi ibarat setetes air di dalam samudra, kemungkinan itu ada. Tetapi untuk lingkup tata surya sudah dapat dipastikan hanya di bumi sajalah terdapat kehidupan yang sangat berkembang.
Sebagian besar permukaan bumi berupa lautan yakni 70% dari seluruh permukaan. Sisanya adalah daratan yang tersusun dari dataran, gunung dan lembah. Bumi dilingkupi oleh atmosfer. Sebagian besar atmosfer bumi terdiri dari gas Nitrogen (4/5 bagian), sisanya (1/5 bagian) berupa gas Oksigen. Terdapat pula gas-gas lain tetapi kadarnya sangat kecil.
Bumi memiliki sebuah satelit yakni bulan. Bulan bergerak mengelilingi bumi, dan waktu yang dibutuhkan untuk satu putaran adalah 29,5 hari. Kita dapat melihat dengan jelas bulan pada malam hari karena bulan memancarkan cahaya. Bulan seperti juga planet tidak menghasilkan cahaya sendiri, cahaya tersebut berasal dari matahari yang dipantulkan oleh bulan/planet.
Sebelum bulan Agustus 2006, para astronom masih berpendapat ada sembilan planet dalam tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. Secara umum planet-planet bergerak dari barat ke timur, kecuali Venus dan Uranus. Setiap planet mempunyai kala revolusi dan kala rotasi yang berbeda-beda. Planet tidak bisa memancarkan cahaya sendiri tetapi hanya memantulkan cahaya yang diterima dari matahari. Pada tanggal 24 Agustus 2006 Majelis Umum Uni Astronomi Internasional (IAV) di Praha, Ceko, menyatakan bahwa Pluto bukan lagi sebagai planet. Bahkan pada tanggal 7 September 2006 nama Pluto diganti dengan deretan enam angka, yaitu 134340. Dengan demikian, sejak tanggal 24 Agustus 2006 di tata surya terdapat 8 planet. Ukuran antara planet satu dengan yang lain berbeda. Begitu pula jaraknya terhadap matahari. Planet yang terdekat terhadap matahari mempunyai kala revolusi terkecil. Data planet-planet dalam tata surya dapat kamu perhatikan pada Tabel.

4.      Mars
Planet berikutnya adalah planet Mars. Planet Mars disebut juga planet Merah karena memang terlihat bercahaya merah dari bumi. Warna merah tersebut disebabkan oleh karena permukaan planet Mars diselimuti debu merah karat. Dibandingkan dengan bumi, ukuran Mars hanya separuh dari ukuran bumi. Tetapi Mars memiliki 2 satelit yaitu Phobos dan Deimos sedangkan bumi cuma satu. Semula orang mengira ada kehidupan di Planet Mars. Untuk membuktikan dugaan ini, Amerika Serikat meluncurkan 2 pesawat Viking yang kemudian mendarat di Mars pada tahun 1976. Pesawat ini membawa contoh tanah dari Mars. Tetapi sayangnya dari hasil penelitian atas contoh tanah tersebut tidak ditemukan cukup bukti yang mendukung adanya kehidupan di Mars. Lama rotasi Mars adalah  25 jam (bandingkan dengan bumi yang 24 jam) dan masa orbitalnya adalah 687 hari.

5.      Jupiter
Jarak rata-rata Jupiter-Matahari 54,2 SA. Jupiter dikenal sebagai planet raksasa yang memiliki 12 satelit, empat diantaranya adalah Io, Europa, Ganymede dan Callisto. Planet di urutan ke-lima adalah Jupiter. Jupiter adalah planet terbesar di tata surya kita. Garis tengahnya mencapai 11 kali garis tengah bumi. Jika Jupiter kita bayangkan sebagai sebuah wadah kososng, maka Jupiter dapat menampung 1310 buah planet bumi !! Tetapi tidak sebanding dengan ukurannya, berat Jupiter hanya 2 ½ kali dari planet bumi. Permukaannya berupa gas helium dan hidrogen cair yang terbungkus awan yang bergolak.
Jupiter berputar pada porosnya sangat cepat (rotasi). Hanya dibutuhkan waktu 10 jam ! Dan ini adalah rotasi tercepat di tata surya. Jika dihitung kecepatan rotasi Jupiter adalah 35400 km/jam sedangkan bumi 1610 km/jam. Tetapi untuk mengelilingi matahari (orbital), Jupiter membutuhkan waktu jauh lebih lama yakni 12 tahun
Jupiter memiliki banyak sekali satelit yakni 16 buah. Empat buah satelit berukuran besar dan diberi nama : Ganymede (satelit terbesar di tata surya), Callisto, Europe dan Io. Dua belas satelit lainnya berukuran kecil dan diberi nama : Almathea, Himalia, Elara, Pasiphae, Sinope, Lysithea, Carme, Ananke, Leda (terkecil), Thebe, Adrastea dan Metis.

6.      Saturnus
Jarak rata-rata Saturnus-Matahari 9,5 SA. Saturnus dihiasi oleh gelang dan cincin yang indah dan memiliki 9 satelit yaitu Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Titan, Hyperion, Lapetus, dan Phoebe. Saturnus memiliki cincin-cincin yang mengitarinya. Cincin-cincin tersebut tidak lain dari potongan jutaan es yang mengelilingi Saturnus.
Saturnus adalah planet kedua terbesar di tata surya. Diameternya adalah 120.660 km atau 9 kali diameter bumi. Lama putaran rotasinya adalah 10 jam 14 menit (tercepat kedua setelah Jupiter) sedangkan masa orbitalnya 29.5 tahun. Saturnus memiliki satelit paling banyak yakni 19 buah satelit ! Satelit yang terbesar adalah Titan, sedangkan satelit lainnya adalah : Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Hypherion, Iapetur, Phobe, Janus, Epimethius, Telesto, Calypso, Atlas, Pandora, Helene, Prometheus dan Pan. Serta ada satu satelit lagi belum diberi nama.

7.      Uranus

Jarak rata-rata Uranus-Matahari 19,2 SA. Uranus ditemukan oleh William Herschel pada tahun 1781. Uranus memiliki cincin dan 5 satelit yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Planet ke-tujuh ini merupakan planet yang terdiri dari gas! Keadaan di Uranus dingin dan beku. Suhu di permukaannya berkisar antara -233°C sampai 213°C (huihh.. dingin sekali!). Gas utama pada udara Uranus adalah Hidrogen, kemudian diikuti methana dan Helium. Seperti Saturnus, Uranus ternyata memiliki cincin. Tetapi berbeda dengan cincin yang terdapat di Saturnus, cincin Uranus tipis dan sampai sekarang telah ditemukan 9 lapis cincin Uranus.
Masa orbital Uranus adalah 84 tahun. Waktu rotasi Uranus adalah 15 ½ jam. Arah rotasi Uranus berlawanan dengan arah rotasi bumi. Uniknya lagi Uranus berotasi pada sisinya seperti sebuah gasing yang rebah. Akibatnya satu sisi planet terus-menerus mengalami siang selama 42 tahun, sedangkan sisi lainnya terus-menerus mengalami malam selama 42 tahun. Uranus paling tidak memiliki 15 satelit. Dua yang terbesar adalah Oberon dan Titania. Satelit terbesar adalah Oberon dan terkecil adalah Miranda.

8.      Neptunus
Jarak rata-rata Neptunus-Matahari 30,07 SA. Neptunus memiliki dua satelit yaitu Triton dan Nereid.
Neptunus adalah planet ke-8. Seperti Uranus, planet ini adalah planet gas. Kondisi di Neptunus hampir mirip dengan Uranus. Diameter Neptunus adalah 49.500 km. Jika Neptunus adalah sebuah wadah kosong maka Neptunus bisa menampung 60 buah bumi. Masa rotasinya adalah 18 jam sedangkan masa orbitalnya adalah 165 tahun. Neptunus memiliki 8 satelit. Yang terbesar adalah Triton. Para ahli memperkirakan 100 juta tahun lagi jarak Triton dengan planet Neptunus akan cukup dekat sehingga Triton akan tercabik sebagian.
Sejak tahun 1984 para ahli telah menduga bahwa Neptunus memiliki cincin. Dugaan ini terbukti setalah pesawat angkasa Voyager 2 berhasil mendekati Neptunus dan memastikan bahwa Neptunus memiliki paling tidak 3 lapis cincin.

v  MATAHARI

Matahari adalah bintang yang paling dekat jaraknya dengan Bumi yaitu 149.600.000 km. Jarak ini dikenal dengan satu satuan astronomi (astronomic unit). Kadang dibulatkan menjadi 150 juta km. Matahari tergolong bintang yang besarnya sedang. Ada banyak bintang lain yang lebih besar, lebih berat, lebih panas, dan lebih cerah daripada matahari seperti bintang neutron. Matahari tampak dari bumi sebagai bintang paling besar, panas dan cerah karena jaraknya yang dekat dengan bumi dibandingkan bintang-bintang lain.

v  BINTANG
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya sendiri dan terdiri atas gas pijar. Matahari merupakan salah satu bintang biasa berukuran sedang dari kira-kira 1020 bintang yang ada di jagad raya. Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi (jaraknya 150 juta km). Bintang kedua yang terdekat dari bumi adalah Alpha Centa (jaraknya 48.000 miliar km).
.Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).
Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang netron yang sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Bintang terdekat dengan Bumi adalah Matahari pada jarak sekitar 149,680,000 kilometer, diikuti oleh Proxima Centauri dalam rasi bintang Centaurus berjarak sekitar empat tahun cahaya.
Bintang menghabiskan sekitar 90% umurnya untuk membakar hidrogen dalam reaksi fusi yang menghasilkan helium dengan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi di intinya. Pada fase ini bintang dikatakan berada dalam deret utama dan disebut sebagai bintang katai. Ketika kandungan hidrogen di teras bintang habis, teras bintang mengecil dan membebaskan banyak panas dan memanaskan lapisan luar bintang. Lapisan luar bintang yang masih banyak hidrogen mengembang dan bertukar warna merah dan disebut bintang raksaksa merah yang dapat mencapai 100 kali ukuran matahari sebelum membentuk bintang kerdil putih. Sekiranya bintang tersebut berukuran lebih besar dari matahari, bintang tersebut akan membentuk superraksaksa merah. Superraksaksa merah ini kemudiannya membentuk Nova atau Supernova dan kemudiannya membentuk bintang neutron atau Lubang hitam.

v  ASTEROID
Asteroid merupakan planet berbatu yang kecil. Ukurannya 1 km lebih, yang terbesar 700 km. Terdapat beribu-ribu Asteroid dalam sistem tata surya. Sebagian besar ditemukan daerah khusus asteroid antara planet mars dan planet yupiter. Asteroid yang orbitnya melewati orbit bumi dinamakan asteroid "Apollo". Banyak diantara asteroid yang sudah dinamakan oleh para ilmuwan dengan nama para ilmuwan yang menemukannya. Antara orbit Mars dan Jupiter terdapat sabuk asteroid yaitu ribuan planet-planet kecil dan pecahan lainnya yang asalnya masih diperdebatkan. Asteroid.

Sejarah penemuan asteroid
Penemuan asteroid yang pertama terjadi lebih dari dua abad yang lalu, yaitu pada tahun 1801, oleh Piazzi seorang astronom Italia. Asteroid temuannya yang diberi nama Ceres, pada awalnya diduga sebagai planet yang hilang sebagaimana diramalkan oleh hukum Titius-Bode. Benda angkasa tersebut hingga kini memegang rekor sebagai asteroid terbesar di Tata Surya dengan taksiran garis tengah lebih dari 900 kilometer.
 Kemudian berturut-turut ditemukan asteroid lain seperti Pallas tahun 1802,Juno tahun 1804 dan Vesta tahun 1807.Beberapa asteroid memiliki orbit kecil seperti Adonis, Apollo dan Hermes, sementara Hidalgo adalah asteroid memiliki orbit terbesar.

Terbentuknya Asteroid
Asteroid terbentuk dari material yang menjadi saksi bisu dari proses terbentuknya Tata Surya sekitar empat setengah miliar tahun yang lalu di bawah pengaruh interaksi gravitasi. Sebagian besar populasi asteroid dijumpai berada di antara orbit planet Mars dan Jupiter, daerah yang dikenal sebagai Sabuk Utama (Main Belt). Selain asteroid yang mendiami daerah Sabuk Utama, ada pula kelompok asteroid dengan orbit yang berbeda, seperti kelompok Trojan dan kelompok asteroid AAA (Triple A Asteroids - Amor, Apollo, Aten). Lain halnya dengan komet. Benda langit yang oleh banyak kultur bangsa diidentikkan dengan pertanda buruk ini berasal dari tepian Tata Surya. Awan Oort yang berada jauh di luar orbit Pluto dipercaya sebagai tempat pembiakannya. Seperti anggota Tata Surya lainnya, komet pun mengorbit Matahari. Akibat gangguan gravitasi dari planet-planet raksasa di Tata Surya, komet-komet tersebut dapat berubah orbitnya. Dari yang semula berada di tepian Tata Surya menjadi bermukim di Tata Surya bagian dalam menjadi komet berperiode pendek.
v  KOMET
Komet disebut juga bintang berekor. Komet merupakan benda terbesar dalam tata surya. Ukurannya dapat melebihi 10 mil dan mempunyai ekor yang panjangnya jutaan mil sampai angkasa. Karena itu, seringkali komet disebut dengan bintang berekor. Komet biasa disebut sebagai bintang berekor karena sifatnya yang bercahaya terang dan memiliki ekor gas debu yang sangat panjang. Komet merupakan benda angkasa seperti lapisan batu yang berupa bongkah es dan debu yang terlihat mempunyai cahaya dikarenakan adanya gesekan-gesekan atom-atom di udara. Komet yang terkenal adalah komet Halley yang ditemukan Halley tahun 1705, Ikeya Seki (1965), Kohoutek (1973) dan West (1986).
Pada tahun 1705 Edmond Halley memperkirakan bahwa komet terlihat pada tahun 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758. Karena hal tersebut maka salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet “Halley”. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley adalah antara setiap 76-79 tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang lalu. Inti atau pusat dari Komet Halley di perkirakan kurang lebih 16x8x8 km. Inti dari halley sangat gelap. Diperkirakan KometHalley akan nampak lagi tahun 2061. Selain komet Halley terdapat berbagai macam nama komet lainnya yang diantaranya, komet Hyakutake dan komet Hale-Bopp.

Bagian-bagian Komet
            Bagian yang tampak lebih terang dan lebih besar dari bagian lain disebut sebagai kepala komet. Ujung yang lainnya dinamakan ekor komet. Kepala komet terdiri dari inti komet dan koma. Inti komet terbentuk dari benda padat yang berdiameter beberapa km. inti komet yang diselubungi oleh koma, berupa material yang tersusun dari debu dan  gas. Panjang ekornya dapat mencapai 1 SA. Arah ekor komet selalu menjauh dari matahari. Ketika inti komet mendekati matahari, panas matahari melebur dan menguapkan bahan-bahan di permukaan luar inti. Gas-gas yang lolos yang membawa debu halus membaur ke dalam koma. Gas-gas kemudian dihalau menjauh dari matahari oleh angin matahari dan tekanan radiasi matahari. (angina matahari terdiri atas aliran-aliran partikel electron, proton, dan inti unsure-unsur ringan yang dipancarkan matahari, sedang tekanan radiasi dibangkitkan oleh energi radiasi yang dipancarkanoleh matahari). Gas-gas yang dihalau nilah yang membentuk ekor komet.

Nama-nama Komet
            Setiap kali sebuah komet tampak di langit, ia  akan selalu menarik perhatian karena bentuknya yang berbeda dari benda-benda langitlainnya. Menurut konvensi, komet diberi nama sesuai dengan nama orang yang pertama kali melihat komet itu. Nama-nama orang yang telah diabadikan sebagai nama komet di antaranya Lubos Kohoutek, Jean Louis Pon’s berbangsa Prancis, Minoru Honda berbangsa Jepang, dan Edmund Halley, ilmuwan astronomi Inggris. Komet Halley merupakan komet yang paling terkenal, dan tampak dari bumi setiap 76 tahun sekali.

Komet-komet Terkenal
Nama
Pertama Terlihat
Periode Orbit (Th)
Komet Halley
Komet Tycho Brahe
Kmet Biela
Komet Encke
Komet Falugergeus
Komet Pons - Winnevke
Great Komet of 1843
Komet Donati
Great Komet of 1882
Komet Morehouse
Komet Schwassmann-Wachmann I
Komet Humosan
Komet Ikeya-seki
Komet Tago-Sato-Kosaka
Komet Bennet
Komet Kohoutek
Komet West
Komet Shoemaker Levy 9
Komet Hale-Bopp
Komet Hyakutake
Sebelum 240 B.C
1577
1772
1786
1811
1819
1843
1858
1882
1908
1927
1961
1965
1969
1969
1973
1976
1994
1995
1996
76 - 79
Tak diketahui
6,6 – 6,8
3,3
3000
5,6 – 6,3
513
2000
760
Tak diketahui
16,1 – 16,4
2900
880
420.000
1680
75.000
500.000
Tak diketahui
2380
63 400
Orbit Komet
            Ada tiga bentuk lintasan komet, yaitu elips, parabola, dan hiperbola. Komet Halley tampak dari bumi dalam periode yang tetap, yaitu 76 tahun sekali, Karena lintasannya berbentuk elips. Komet-komet yang lain mungkin hanya tampak satu kali saja mendekati tata surya kita, karena orbit komet seperti itu belum tentu berupa elips.
Komet dikelompokkan menjadi komet periodic dan non periodic. Komet periodic adalah komet yang penampakkannya dalam dilihat dalam selang waktu yang teratur. Komet-komet ini mengitari matahari dalam periode mulai dari 3,3 tahun sampai dengan 150 tahun. Komet non-periodik adalah tidak dapat diperkirakan penampakkannya karena periodenya sangat lama.

v  METEOR
Meteor adalah fenomena emisi cahaya dalam atmosfer bumi. Benda yang beterbangan secara tidak teratur dengan orbit tidak tetap, tidak bercahaya dan orbit meteor terhadap matahari disebut meteorid.
Ada tiga macam meteorid :
1.        Meteorid Logam yaitu meteorid dengan susunan kimia terutama nikel dan besi.
2.        Meteorid batuan yaitu meteorid yang terdiri atas sillisium, magnesium dan aluminium.
3.        Meteorit campuran yaitu meteorid yang memiliki unsure logam dan batuan.
Keberadaan meteorid sebagian besar berkaitan dengan komet dan asteroid. Ketika kedua benda langit itu mendekati matahari, lintasannya bertumpang tindih dengan orbit bumi. Ketika kedua benda langit ini mendekati matahari, keduanya akan mengalami suatu penguapan dan sublimasi. Akibat kedua proses ini, di sepanjang orbit bumi penuh debu-debu peninggalan komet dan asteroid. Bla bumi melalui orbit ini, gaya tarik bumi dapat menarik sebagian debu-debu langit ini memasuki atmosfer, terbakar habis dan menghasilkan hujan meteor. Meteor besar yang jatuh ke bumi akan membentuk kawah-kawah seperti kawah Barringer di wilayah Arizona. Kawah ini terbentuk oleh meteor yang jatuh kira-kira 40.000 tahun yang lalu.
Tabel Hujan Meteor
Nama (#)
Waktu
Puncak
Meteor/jam
Asal (*)
Quadrantids
1- 4 Januari
3 januari
40
Kozik – Peltier
Lyrids
19- 24 April
21 April
12
Thatcher
Eta Aquarids
1- 8 Mei
4 Mei
20
Halley
Beta Taurids
24 Juni – 2 Juli
28 Juni
30
Encke
Perseids
10 - 14 Agustus
12 Agustus
700
Swift-Tuttle
Draconids
9 - 11 Oktober
9 Oktober
1000
Giacobini-Zinner
Orionids
18 - 26 Oktober
20 Oktober
25
Halley
Taurids
15 Okt – 30 Nov
31Okt-10Nov
5
Encke
Leonids (^)
14 – 20 November
16 November
10000
Tempel
Taurids
15 Sep – 15 Des
5 november
15
Encke
Geminids
7 – 15 Desember
13 Desember
50
Asteroid 1983TB
Ursids
21- 23 Desember
22 Desember
15
Tuttle
(#) posisi titik radian (asal) hujan meteor di bola langit, yang biasa dikaitkan dengan rasi bintang (konstelasi). Misalnya hujsn meteor Germinids, titik radiannya di rasi bintang Gemini
(^) Periode maksimalnya 33 tahun, terakhir tahun 1966 di mana tak kurang 150.000 meteor/jam terlihat. Berikutnya tahun 1999 (1998 ini sudah mulai memuncak).
(*) Asal-muasal hujan meteor adalah jejak materi komet, kecuali hujan meteor geminids yang berasal dari jejak materi asteroid.

Daftar Pustaka
Haryanto.1999.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Erlangga

0 komentar:

Posting Komentar

 
;